Tamak dengan Rahmat Allah

Saya sangat tamak dengan Rahmat Allah.

Sedang berkendara pakai motor, di jalan mendadak nampak 2 bongkah batu seukuran buah durian (sepertinya bekas untuk mengganjal ban truk besar), kemudian saya putar balik lalu ambil dan lemparkan ke tepi jalan.

Batu ini cukup bisa membuat pengendara terpelanting kalau tidak sengaja nabrak.

Dengan wasilah itu, saya merasa benar-benar melakukannya karena Iman.

Kemudian saya manfaatkan sisa perjalanan menuju Madrasah sambil berzikir dan berdoa kepada Allah.

Saya berdoa sangat banyak untuk ukuran amal kebaikan yang sangat kecil itu.

Saya meminta kepadaNya dari sudut pandangNya, yang sebanyak dan seluas apapun saya minta, bagiNya itu tak lebih dari ujung jarum yang dicelupkan ke luasnya samudra, lalu diangkat dan berapa tetes yang berkurang.

Dia tidak butuh pada amalan remeh menyingkirkan batu dari jalan yang saya lakukan, tetapi Dia Maha Mensyukuri kebaikan yang dilakukan hambaNya.

Saya merasa krisis amalan baik yang jernih dan bersih dari kecabangan niat. Maka adanya kesempatan sedikit amal yang saya lakukan karena Iman, membuat saya tamak akan kebaikan dariNya sebanyak-banyaknya.

(Aly Raihan El-Mishry)

Penulis: No Perfect

MENGAPA KEJAHATAN selalu bisa kompak BERSATU? Karena, KEBENARAN tidak pernah membutuhkan SEKUTU!”

Tinggalkan komentar