GAYA MEMBOKONG PENGUASA JAWA

GAYA MEMBOKONG PENGUASA JAWA

MEGAWATI sudah merasakan betapa pedihnya “dibokong” oleh orang yang sudah diangkatnya dari gorong-gorong ke Istana.

Bila kita mengamati dan menelaah sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa di masa lalu, bahwa “membokong” (menikam musuh dari belakang) merupakan salah satu teknik perang yang biasa digunakan kerajaan Jawa di masa silam.

Misal saja, Ken Arok yang menyingkirkan Tunggul Ametung dengan cara membokong, lalu Ken Arok mati juga karena dibokong, Raja Singasari terakhir lengser karena dibokong, Jayakatwang lengser karena dibokong. Nah Raden Wijaya mendirikan Majapahit juga karena membokong Mongol.

Jika diamati, bahwa teknik membokong orang Jawa di masa silam ini dalam memenangkan pertempuran ini biasanya dilakukan ketika lawan yang dihadapi lebih besar. Artinya dia yang membokong dalam posisi lebih lemah dan atau dalam keadaan terjepit.

Pun ketika Raja Mataram Amangkurat I dikalahkan oleh Pemberontak Trunojoyo dan kemudian wafat dalam pelarian, putranya Amangkurat II juga dalam merebut kekuasaannya kembali dan membangun kerajaan warisan bapaknya yang porak poranda juga menggunakan teknik membokong.

Amangkurat II sebetulnya tau, bahwa VOC adalah salah satu pihak yang mendanai Pangeran Trunojoyo, VOC wataknya sama seperti Arya Wiraraja dalam masa Majapahit, bermain dua kaki.

Karena hal itulah Amangkurat II mendekati VOC, lalu apa yang dilakukan Amangkurat II ? yaitu mendekati dan mengiming-imingi VOC suatu wilayah jajahan apabila sanggup menyingkirkan para Pemberontak Trunojoyo.

Apa yang terjadi ?

VOC akhirnya dengan tololnya mau membantu Amangkurat II, bayangkan mau membantu Pangeran yang terbuang dalam pelarian yang sama sekali tidak punya kerajaan karena sudah direbut musuh. Hal ini sama dengan tololnya Mongol yang mau membantu Raden Wijaya seorang Penguasa kampung Majapahit untuk menaklukkan Kediri. Aneh kan …..?

Jadi teknik semacam itu bisa dilakukan hanya dengan kecerdasan diplomasi yang luar biasa sehingga orang atau pihak yang mau membantu seperti dihipnotis dan mau membantu.

Gambar di atas adalah lukisan Belanda yang menggambarkan Tentara VOC dan Tentara Bayaran dari Bugis menyerang Trunojoyo dan kemudian menghabisinya.

Kamu tau dimana Amangkurat II saat itu? dia sedang santai, menunggu keberhasilan VOC Belanda membabat musuh-musuhnya.

Selepas kekalahan Trunojoyo, Amangkurat II kemudian berhasil mendirikan Kerajaan Mataram lagi. Olehnya Belanda dikasih wilayah bekas Mataram, sementara para tentara Bayaran dari Bugis yang direkomendasikan Belanda dikasih tanah tempat tinggal.*

Penulis: No Perfect

MENGAPA KEJAHATAN selalu bisa kompak BERSATU? Karena, KEBENARAN tidak pernah membutuhkan SEKUTU!”

Tinggalkan komentar