Iran Memang Musuh Israel

SEJAK mahasiswa saya mengikuti pemikiran pemikiran tokoh tokoh Iran. Meski saya Sunni, saya cukup banyak mengambil manfaat dari tokoh tokoh Iran. Terutama dalam masalah sosial keislaman.

Salah satu tokoh Iran yang saya kagumi adalah Ali Syariati. Ia pemikir Islam Iran revolusioner yang luar biasa. Mahasiswa Indonesia tahun 80 atau 90-an yang berkecimpung dalam aktivitas Keislaman tentu mengenalnya.

Selain saya membaca beberapa bukunya, saya juga membaca biografinya. Dari situ saya mengenal berbagai tipe ulama Iran dan semangat revolusionernya dalam menentang rezim Syah Iran yang didukung penuh Amerika

Memang rezim Syah Reza Pahlevi ini kejamnya luar biasa. Saat itu banyak tokoh Islam yang ditangkapi dan disiksa. Peristiwa itu menimbulkan kemarahan masyarakat dan tumbuh revolusi Iran 1979. Syah Iran melarikan diri ke Amerika.

Syariati bagus sekali kalau menjelaskan tentang teori sosiologi Islam. Ia banyak mengritik liberalisme, komunisme dan berbagai filsafat yang bertentangan dengan Islam. Semangat ukhuwahnya dengan Sunni luar biasa.

Maka bila saya melihat kemarin Iran menyerang Israel, maka menurut saya wajar saja. Bila mempelajari sejarah Iran, sejak Iran dipimpin oleh para Ulama Syiah, mereka memang anti Israel dan Amerika.

Tentu mereka tidak akan hancur hancuran menyerang Israel. Mereka mengukur diri karena mereka takut bila Amerika turut campur dan balik melawan. Sebagaimana sikap negara negara Sunni, termasuk Turki dan Saudi, yang tidak berani langsung berhadapan militer dengan Israel karena pertimbangan ini. Pertimbangan kemanan negara mereka.

Permusuhan Iran dengan Israel sudah lama. Hizbullah pasukan Iran di Libanon telah lama bertempur dengan Israel. Maka jangan heran Hamas banyak dibantu Iran dan bekerjasama dengan mereka.

Dalam masalah fiqih Sunni memang banyak beda dengan Syi’ah. Dalam masalah politik, sebenarnya keduanya hampir sama. Sama sama anti Israel (dan Amerika). Meski banyak negara Sunni yang menjalin akrab dengan Amerika terutama pendidikan pendidikan militernya.

Iran terpeleset dalam masalah Suriah. Ia mendukung Bashar Assad yang disinyalir juga menganut Syi’ah. Dari situlah Iran dibenci banyak negara negara Sunni. Bashar memang luar biasa kejamnya terhadap rakyatnya sendiri.

Menganalisa politik, memang bukan hal yang mudah. Kita harus mempelajari sejarah negara itu, membaca biografi tokoh tokoh tokohnya dan pemikiran pemikiran aktor politik mereka.

Sejak revolusi Iran 1979, Iran memang kemajuannya luar biasa. Baik dari segi ilmu, filsafat, teknologi dan lain lainnya. Inilah yang menyebabkan Amerika khawatir revolusi Iran akan menyebar ke seluruh dunia. Maka direkayasalah perang Perang Irak Iran dan lain-lain.

Amerika akan selalu dukung Israel. Karena itu adalah tugas utama negara Amerika, seperti pernah dinyatakan Obama. Jadi harusnya negara negara Sunni bersatu dengan Iran melawan Iran. Jangan biarkan Iran sendirian. Biarlah Israel sendirian menghadapi keroyokan negara negara Timteng.

Tapi tampaknya itu sulit terjadi. Dulu pernah negara negara Arab perang lawan Israel dan negara Arab kalah. Amerika tidak akan diam diri bila Israel diserang.

Politik dan militer dunia memang tidak mudah. Erdogan yang mempunyai kekuatan militer luar biasa saja tidak mengerahkan militernya untuk menyerang Israel. Selama Israel menyatu dengan Amerika, negeri negeri Islam tampaknya memilih langkah damai.

Serangan Iran itu hanya balasan karena Israel telah menyerang kantor mereka di Damaskus. Bagaimana berikutnya? Wallahu a’lam. Negeri-negeri Arab nampaknya lebih memilih damai daripada perang. Mungkin mereka lebih memilih jalan dakwah daripada aksi militer. Tapi sekali kali Israel memang perlu dihajar negerinya. Biar mereka tidak terus kurang ajar. Karena telah membantai lebih dari 30 ribu orang Islam di Gaza.

Kita di Indonesia hanya bisa berdoa untuk kemenangan Palestina dan sedikit menyumbang dana untuk mereka. Militer kita belum diperhitungkan dunia. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Guru dan Penulis

Penulis: No Perfect

MENGAPA KEJAHATAN selalu bisa kompak BERSATU? Karena, KEBENARAN tidak pernah membutuhkan SEKUTU!”

Tinggalkan komentar