Seberapa Muda bisa korupsi? tanya sama Bendahara Demokrat ini…

Seberapa muda bisa korupsi?

Nur Afifah Balqis (NAB), usianya baru 24 tahun saat ditangkap OTT KPK. Jika kalian, di usia 24, baru lulus kuliah, mulai merintis karir, anak satu ini, top deh! Dia sudah berurusan dengan korupsi. Jangan anggap ringan si Nur ini. Dia adalah Bendahara Partai DEMOKRAT Balikpapan.

Jika lihat foto-foto di medsos sebelum ditangkap, wah wah, penuh gaya. Lantas pemujanya memuji-muji dong. Persis kayak politisi-politisi muda, cantik, yg sibuk dipuji netizen di medsos, kemudian besok-besok eh masuk penjara. Netizen bego tetap dong pindah memuji politisi lain, anak-anak pejabat lain.

Kasus NAB ini klasik. Berawal dari Abdul Gafur, Bupati Penajam Paser Utara (Ketua Demokrat Balikpapan), yg meminta pengusaha yg mengerjakan proyek-proyek di kabupatennya untuk nyetor duit. Nah, Si Nur ini anak buah Bupati, dia ikut menampung uang. Eh, ketangkap KPK. Disidang. Divonis empat tahun, dijebloskan ke penjara.

Maka, seberapa muda bisa korupsi? 24 tahun?
Noooo!

Di Indonesia, bahkan usia 6 tahun pun, anak-anak sudah diajarkan korupsi. Oleh orang tuanya. Pengen banget anaknya masuk SD Negeri top, jalur orang dalam pun diluncurkan. SMP, SMA favorit, lebih-lebih masuk kampus. Tidak lolos test, anaknya tdk mampu, suap dong! Beres. Masuk fakultas kedokteran, dkk.

Kita itu benar-benar terbenam di dalam lumpur hitam korupsi. Ujung ke ujung. Seolah-olah, korupsi adalah wisdom, kearifan lokal bangsa ini. Di negeri ini, astagfirullah, koruptor bisa jadi cita-cita loh. Kenapa tidak? Korupsi 10 milyar misalnya, dihukum penjara 4 tahun, dikasih diskon remisi 2 tahun, keluar deh. Tetap untung banyak.

Dan koruptor tetap dihormati, bisa jadi pejabat lagi. Bisa jadi tim sukses capres. Besok-besok, saat mati, yes! Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Di tengah lumpur hitam ini, semoga masih ada yg peduli. Ayolah, Kawan. Tulisan2 di akun medsos tere liye ini adalah salah-satu cara menggugah kepedulian kalian. Mulailah berubah. Ayo, kritislah dgn pejabat2. Cerewet gitu loh. Bukan malah kamu jilati mereka. Jejeritan di medsosnya.

(By Tere Liye)

Penulis: No Perfect

MENGAPA KEJAHATAN selalu bisa kompak BERSATU? Karena, KEBENARAN tidak pernah membutuhkan SEKUTU!”

Tinggalkan komentar