Anak Masjid

Oleh: Ustadz Ahmad Sarwat

Zaman saya kecil dulu, masjid adalah salah satu spot tempat bermain yang menyenangkan. Tempatnya luas dan bisa puas main sambil lari dan teriak-teriak sepuas-puasnya.

Namun kita semua tahu kalau ada orang dewasa, kita pun kabur keluar. Soalnya kalau berisik di masjid, pasti dimarahi.

Sudah jadi hal yang lumrah, namanya abak-anak bermain sambil berisik lantas dilarang. Seingat saya kami tidak lantas jadi benci masjid. Kan yang memarahi bukan masjidnya, tapi orang dewasanya.
Maka kalau mau menjadikan masjid sebagai tempat bermain, kita curi-curi waktu. Tengak tengok kanan kiri, begitu aman, kita pun bermain.

Nanti kalau ada orang dewasa masuk masjid, kita cek dulu. Kira-kira dimarahin apa nggak. Kalau cuek bebek saja, berarti aman.

Tapi kalau marah-marah, ya kita kabur aja. Hahaha

Jadi anak sih santai, dimarahin soal biasa. Namanya juga anak-anak. Tidak ada dendam, tidak ada sakit hati, tidak ada trauma.

Tapi itu sih kayaknya mental anak zaman saya kecil dulu. Dilempar kapur tulis atau penghapus oleh pak guru, biasa aja. Senyum-senyum aja. Gak ada lapor ke orang tua, nanti malah dimarahi dua kali.

Apa? Komnas Anak? Aaaah tak ada lah itu. Mana ada di zaman itu.

Bagaimana anak dan masjid hari ini? Masih banyak yang berisik sih, khususnya pas tarawih. Imam tarawih marah-marah pakai speaker. Woi anak-anak, kalau mau berisik, keluar sana.

Anak-anak pun keluar masjid. Pulang? Nggak lah. Main di halaman masjid sambil bakar petasan. Kita di dalam masjid tambah terganggu.

Hahaha…

Penulis: No Perfect

MENGAPA KEJAHATAN selalu bisa kompak BERSATU? Karena, KEBENARAN tidak pernah membutuhkan SEKUTU!”

Tinggalkan komentar